Minggu, 13 April 2014

Contoh Laporan Keuangan dan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas


Contoh Laporan Keuangan Bank DKI dan Analisanya
 
 
   1. RASIO PENGUKUR LIKUIDITAS
a.                  A. Cash ratio
          CR (2010) =  Alat likuid / Pinjaman yang harus segera dibayar x 100%   
                                      22.646 / 164.311 x 100% = 13,78 %
                CR (2011) =  Alat likuid / Pinjaman yang harus segera dibayar x 100%   
                                      30.400 / 146.979 x 100% = 20,68 %
             B.Reserve Requirement
           Merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga  y         yang  berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum yang berupa rekening giro bank                yang bersangkutan pada Bank Indonesia.
          Dana investasi (2010) = 310.846
          Dana investasi (2011) = 411.707
            C. Loan To Deposit Ratio
     Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang          dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio antara seluruh jml. Kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio tsb, maka makin rendah likuiditas bank tsb. 
            LDR (2010) = Juml. Kredit yang diberikan / (Total dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti) x 100%
                        (129.860-1.834+324.750) / (310.846+45.141+12.552)) x 100% = 122,85
LDR (2011) = Juml. Kredit yang diberikan / (Total dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti) x 100%
                        (114.010-4.656+499.029) / (411.707+305.113+17.838)) x 100% = 82,81 %
 D.  Loan To Asset Ratio
      Semakin tinggi rasio ini maka tingkat likuiditasnya rendah karena jumlah asset yang diperlukan   untuk membiayai kreditnya makin besar.
       LAR (2010) = Juml. Kredit yang diberikan / Juml. Asset x 100%
                               452.776 / 649.265 x 100% = 69 %
      LAR (2011) = Juml. Kredit yang diberikan / Juml. Asset x 100%
                             608.382 / 950.900 x 100% = 63,97 %
  E.  Net Call Money
       Semakin kecil rasio ini, maka likuiditas bank ini semakin baik karena bank dapat menutup    kewajiban antar bank dengan alat likuid yang dimilikinya.
       NCM (2010) = NCM / Aktiva lancar x 100%
                                1.716 / 33.906 x 100% = 5,06 %
      NCM (2011) = NCM / Aktiva lancar x 100%
                               3.355 / 94.560 x 100% = 3,54 %
·                
2.  ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
A. return on assets
    Semakin besar ROA suatu bank, maka makin besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik   pula posisi bank dari segi penggunaan assets.  
     ROA (2010) = laba bersih / total asset x 100%
                            12.552 / 649.265 x 100% = 1,93 %
    ROA (2011) = laba bersih / total asset x 100%
                            17.838 / 950.900 x 100% = 1,87 %
B.  return on equity
     Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan laba bersih bank yang bersangkutan, selanjutnya akan menaikan harga saham bank dan semakin besar pula dividen yang diterima investor. 
      ROE (2010) = laba bersih / modal sendiri x 100 %
                              12.552 / 45.141 x 100% = 27,80 %
     ROE (2011) = laba bersih / modal sendiri x 100 %
                             17.838 / 305.113 x 100% = 5,84 %
C.  operational cost ratio
     Untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya.
      OCR (2010) = biaya operasional / pendapatan operasional x 100%
                              48.242 / 78.382 x 100% = 61,54 %
      OCR (2011) = biaya operasional / pendapatan operasional x 100%
                              28.294 / 62.935 x 100% = 44,95 %
D.  net profit margin ratio
    Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
    NPM (2010) = laba bersih / pendapatan operasional x 100%
                             12.552 / 78.382 x 100% = 16,01 %
    NPM (2011) = laba bersih / pendapatan operasional x 100%
                            17.838 / 62.935 X 100% = 28,34 %

3. ANALISIS RASIO SOLVABILITAS

A. capital adequacy ratio
    Untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung  atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
    CAR (2010) = modal bank / ATMR x 100%
    ATMR = 649.265 x 75% = 468.948 (75% adalah ketentuan dari BI)
                   310.846 /  468.948 x 100% = 66,28 %
   CAR (2010) = modal bank / ATMR x 100%
   ATMR = 950.900 x 75% = 713.175
                  411.707 / 713.175 x 100% = 57,72 %

B. Debt to equity ratio
     Untuk mengukur kemampuan bank untuk menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya   dengan dana yang berasal dari modal sendiri.
     DTE (2010) = Juml. hutang / Juml. modal sendiri x 100 %
                             1.716 / 45.141 x 100% = 3,80 %
    DTE (2011) = Juml. hutang / Juml. modal sendiri x 100 %
                            3.355 / 305.113 x 100% = 1,09 %

C.  long term debt to assets ratio 
      Untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber hutang jangka panjang.
       LTDTA (2010) = hutang jangka panjang / total asset x 100%
                                   279.010 / 649.265 x 100% = 42, 97 %
       LTDTA (2011) = hutang jangka panjang / total asset x 100%
                                   212.887 / 950.900 x 100% = 22,38 %

Referensi :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar