A. Pemilikan
Tidak Langsung
Yang dimaksud dengan Pemilikan
tidak langsung adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan
atau mempengaruhi secara signifikan perusahaan lain tidak melalui kepemilikan
saham langsung, melainkan melalui anak perusahaannya. Struktur indirect holding
terdiri dari dua macam yaitu struktur induk-anak-cucu (Induk-Anak-Cucu) dan
struktur afiliasi terkoneksi (Afilitas Terikat).
1. Indirect
holding berstruktur induk-anak-cucu.
Contoh soal:
A membeli 80% saham B pada 1 Januari 2009 senilai
192,000. B membeli 70% saham C pada 1 Januari 2010 senilai Rp105,000. Tidak ada
kelebihan harga atas nilai buku saham yang diperoleh.
Laporan keuangan, jurnal eliminasi, dan kertas
kerja konsolidasi ketiga perusahaan tahun 2010 tampak sbb :
a.
Investasi
di B Rp8,000
Saldo
Laba A Rp8,000
(untuk
mencatat kenaikan ekuitas B)
Ekuitas
B awal 2009 100/80 X 192,000 = 240,000
Ekuitas
B awal 2010 200,000 + 50,000 = 250,000
Kenaikan 10,000 x
80% = Rp8,000
b.
Pendapatan
dividen Rp38,000
Dividen Rp38,000
(untuk
mengeliminasi Pendapatan dividen 24,000 + 14,000)
a.
Beban
Minoritas C Rp12,000
Dividen Rp
6,000
MINORITAS
C akhir Rp
6,000
(untuk
mencatat Beban Minoritas C 30% x Rp40,000)
b.
Modal
Saham – C Rp100,000
Saldo Laba – C, awal Rp 50,000
Investasi di C Rp105,000
MINORITAS C awal Rp 45,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi
di C dengan ekuitas C)
c.
Beban
Minoritas B Rp15,600
Dividen Rp
6,000
MINORITAS
B akhir Rp
9,600
{untuk
mencatat Beban Minoritas B 20% x (Rp64,000
- Rp14,000) + (20% x 70% x Rp40,000)}
MINORITAS
B berhak atas Laba Bersih B (20% x Rp50,000) tetapi tidak berhak atas Pendapatan
dividennya yang diperoleh dari C, karena MINORITAS B akan mendapat income tidak
langsung atas Laba Bersih C yaitu 20% x
70% x Rp40,000. Bila Pendapatan dividen dimasukkan, maka terjadi tumpang tindih
perhitungan hak MINORITAS.
d.
Modal
Saham –B Rp
200,000
Saldo Laba ditahan – B, awal Rp 50,000
Investasi di B Rp 250,000
MINORITAS B awal Rp
50,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi
di C dengan ekuitas C
Kertas kerja konsolidasi (dalam ribuan)
2. Indirect
holding berstruktur Afiliasi Terikat
Contoh
soal :
P membeli 70% saham S pada
2 Januari 2009 senilai Rp175,000. Saat itu stockholders’ equity S terdiri dari Modal
Saham Rp200,000 dan Saldo Laba Rp40,000. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih
S sama. Selisih biaya dengan Nilai Wajar dialokasikan ke goodwill.
P membeli 60% saham T pada
2 Januari 2008 senilai Rp96,000. Saat itu stockholders’ equity T terdiri dari Modal
Saham Rp100,000 dan Saldo Laba Rp50,000. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih
T sama. Selisih biaya dengan Nilai Wajar dialokasikan ke goodwill.
S membeli 20% saham T pada
2 Januari 2005 Rp20,000. Saat itu
stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp100,000 dan belum mempunyai Saldo
Laba. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama.
Untuk tahun 2010, income tersendiri dan dividen masing-masing
perusahaan adalah sbb:
Di dalam income P termasuk
unrealized gain Rp10,000 yang berasal dari penjualan tanah ke S pada tahun
2010. Di dalam income S termasuk unrealized gain Rp5,000 yang berasal dari
penjualan inventory sebesar Rp15,000 ke P pada tahun 2010.
Penjelasan jurnal eliminasi, laporan keuangan, dan kertas
kerja konsolidasi ketiga perusahaan tahun 2010 tampak sbb:
Penjelasan
jurnal eliminasi:
a.
Investasi
di T – 20% Rp16,000
Saldo Laba S,awal Rp16,000
(untuk
mencatat kenaikan ekuitas T dari tanggal pembelian investasi sampai dengan awal 2010)
Ekuitas T
awal 2005 100/20 X 20,000 = 100,000; Ekuitas T awal 2010 100,000 +
80,000 = 180,000; Kenaikan (180,000 –
100,000) x 20% = Rp16,000
b.
Investasi
di T – 60% Rp18,000
Saldo Laba P, awal Rp18,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas T
dari tanggal pembelian investasi sampai
dengan awal 2010)
Ekuitas T awal 2008 100,000 + 50,000 = 150,000
Ekuitas T awal 2010 100,000 + 80,000 = 180,000
Kenaikan
30,000 x 60%
= Rp18,000
c.
Saldo
Laba P, awal Rp4,200
Investasi di S – 70% Rp4,200
(untuk mencatat penurunan ekuitas S
dari tanggal pembelian investasi sampai
dengan awal 2010)
Ekuitas S awal
2009 200,000 + 40,000
= 240,000;
Ekuitas S awal
2010 200,000 + 34,000 = 234,000;
Penurunan
(240,000 – 234,000) x 70% = Rp4,200
d. Penjualan Rp15,000
Harga
Pokok Penjualan Rp15,000
(untuk
mengeliminasi transaksi penjualan antar induk - anak)
e. Harga Pokok Penjualan Rp5,000
Persediaan Rp5,000
(untuk mengeliminasi keuntungan yang
belum direalisasi di dalam persediaan akhir)
f. Sewa Tanah Rp10,000
Aktiva Tetap Rp10,000
(untuk mengeliminasi keuntungan
yang belum direalisasi dari penjualan aktiva tetap antar perusahaan)
g. Pendapatan dividen Rp8,000
Dividen
- T Rp8,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan
dividen 6,000 + 2,000)
h. Beban Minoritas T Rp4,000
Dividen Rp 2,000
MINORITAS
T akhir Rp
2,000
(untuk mencatat Beban Minoritas C 20% x Rp20,000)
i. Modal
Saham – T Rp100,000
Saldo Laba – T, awal Rp 80,000
Goodwill Rp 10,000
Investasi di T-60% Rp114,000
Investasi di T-20% Rp
36,000*
MINORITAS T awal Rp
40,000**
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi
di T dengan ekuitas T dan untuk memunculkan goodwill)
*Investasi di T yang 20% (S membeli
20% saham T) tidak ada goodwillnya sehingga hanya dihitung 20% x 180,000 = 36,000.
**MINORITAS T awal adalah (20% x
180,000) + alokasi goodwill 40% x Rp10,000 = Rp40,000.
j. Pendapatan
dividen Rp14,000
Dividen - S Rp14,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan
dividen)
k. Beban Minoritas S Rp10,200
Dividen Rp6,000
MINORITAS S akhir Rp 4,200
[untuk mencatat Beban MinoritasS {30% x (Rp35,000 – 5,000) + (30% x 20% x Rp20,000)}]
Di samping hak atas Laba Bersih B
sebesar 30% x (Rp35,000 - 5,000 keuntungan yang belum direalisasi inventory
upstream Penjualan), MINORITAS S juga punya hak atas Laba Bersih T secara tidak
langsung yaitu 30% x 20% x Rp20,000
l. Modal Saham – S Rp
200,000
Saldo Laba – S, awal
Rp 34,000
Goodwill Rp
10,000
Investasi di S Rp 170,800
MINORITAS S awal Rp
73,200
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi
di C dengan ekuitas C)
B. Mutual
holding
Yang dimaksud
dengan mutual holding adalah kepemilikan saham oleh perusahaan yang
berafiliasi. Struktur mutual holding ada dua bentuk yaitu saham induk dimiliki oleh anak perusahaan dan saham anak dimiliki oleh anak perusahaan yang lainnya
1. Saham
induk dimiliki oleh anak perusahaan
Dari sudut pandang konsolidasi, saham induk yang dimiliki
oleh anak perusahaan tidak termasuk ke dalam saham yang beredar. Oleh karena
itu di dalam laporan keuangan konsolidasi, saham tersebut akan dilaporkan
sebagai saham treasuri dan akan dikurangkan dari stockholders’ equity
konsolidasi pada nilai biayanya.
1) Konsolidasi tahun perolehan - tanpa
pembagian dividen
Awal Januari 2009, P membeli 90% saham S senilai Rp270,000.
Pada saat itu Modal Saham S Rp200,000 dan Saldo Laba Rp100,000. 5 Januari 2009,
S membeli 10% saham P senilai Rp70,000. Pada saat itu Modal Saham P Rp500,000
dan Saldo Laba Rp200,000.
Laporan keuangan kedua perusahaan dan kertas kerja
konsolidasi 2009 tampak sbb:
Penjelasan
jurnal eliminasi:
a.
Beban
Minoritas Rp3,000
MINORITAS,
akhir Rp3,000
(untuk mencatat Beban Minoritas 10% x 30,000)
b.
Modal
Saham – S Rp200,000
Saldo
Laba – S Rp100,000
Investasi di S Rp270,000
MINORITAS S, awal Rp30,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal
Investasi di S dengan ekuitas S)
c. Treasury stock (Saham) Rp70,000
Investasi di P Rp70,000
(untuk mengeliminasi akun Investasi di
P dan memunculkan akun Treasury stock (Saham) untuk saham P yang dimiliki S)
2) Konsolidasi setelah tahun perolehan - dengan pembagian
dividen
Tahun
2010, kedua perusahaan melaporkan Laba Bersih sendiri dan dividen masing-masing
sebagai berikut:
Laporan
keuangan kedua perusahaan dan kertas kerja konsolidasi 2010 tampak sbb:
Penjelasan
jurnal eliminasi:
a.
Investasi
di S Rp27,000
Saldo Laba – P, awal Rp27,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas S)
Ekuitas
S awal 2009 200,000 + 100,000 = 300,000
Ekuitas
S awal 2010 S 200,000 + 130,000 = 330,000
Kenaikan 30,000 x 90%
= Rp27,000
b.
Pendapatan dividen Rp18,000
Dividen
- S Rp18,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan
dividen P)
c.
Pendapatan
dividen Rp3,000
Dividen
- P Rp3,000
(untuk
mengeliminasi Pendapatan dividen
a.
Modal
Saham – S Rp200,000
Saldo
Laba – S Rp130,000
Investasi di S Rp297,000
MINORITAS S, awal Rp33,000
(untuk
mengeliminasi akun resiprokal Investasi di S dengan ekuitas S)
b.
Beban
Minoritas Rp3,000
MINORITAS,
akhir Rp3,000
(untuk mencatat Beban
Minoritas 10% x 30,000)
c. Treasury stock (Saham) Rp70,000
Investasi di P Rp70,000
(untuk mengeliminasi akun Investasi di
P dan memunculkan akun Treasury stock (Saham) untuk saham P yang dimiliki S)
2. Saham anak dimiliki oleh anak
perusahaan yang lainnya
Untuk saham anak yang
dimiliki oleh anak perusahaan yang lainnya, tidak akan diperlakukan sebagai Treasury
stock (Saham). Investasi tersebut akan dieliminasi bersamaan dengan eliminasi
ekuitas perusahaan yang sahamnya dimiliki
Contoh
soal:
P memiliki 80% saham S; S memiliki 70%
saham T; T memiliki 10% saham S.
-
P
membeli 80% saham S pada 2 Januari 2008 senilai Rp260,000. Saat itu
stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp200,000 dan Saldo Laba Rp105,000.
Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama. Selisih biaya dengan Nilai Wajar
dialokasikan ke goodwill.
-
S
membeli 70% saham T pada 2 Januari 2009 senilai Rp105,000. Saat itu
stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp100,000 dan Saldo Laba Rp40,000.
Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama. Selisih biaya dengan Nilai Wajar
dialokasikan ke goodwill.
-
T membeli 10% saham S pada 31 Desember 2009
senilai Rp38,000. Saat itu stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp200,000
dan Saldo Laba Rp180,000. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama.
Untuk tahun
2010 ketiga perusahaan melaporkan laba masing-masing dan dividen sebagai
berikut:
Jurnal
eliminasi, laporan keuangan ketiga perusahaan dan kertas kerja konsolidasi tahun
2010 tampak sbb:
a.
Investasi di T Rp28,000
Saldo Laba S,awal Rp28,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas T
dari tanggal pembelian investasi sampai
dengan awal 2010)
Ekuitas
T awal 2009 100,000 + 40,000 = 140,000
Ekuitas
T awal 2010 100,000 + 80,000 =
180,000
Kenaikan 40,000 x
70% = Rp28,000
b.
Investasi
di S Rp76,000
Saldo Laba P, awal Rp76,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas T
dari tanggal pembelian investasi sampai
dengan awal 2010)
Ekuitas
S awal 2008 200,000 + 105,000 = 305,000
Ekuitas
S awal 2010 200,000 + 180,000 = 400,000
Kenaikan 95,000 x 80%
= Rp76,000
c.
Pendapatan
dividen - T Rp3,000
Dividen
- S Rp3,000
(untuk
mengeliminasi Pendapatan dividen T dari S 10% x 30,000
d.
Pendapatan
dividen - S Rp14,000
Dividen
- T Rp14,000
(untuk
mengeliminasi Pendapatan dividen P dari S 80% x 30,000
e.
Pendapatan
dividen - P Rp24,000
Dividen
- S Rp24,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan
dividen P dari S 80% x 30,000
f.
Beban
Minoritas T Rp13,530
Dividen Rp
6,000
MINORITAS
T akhir Rp7,530
{untuk mencatat Beban
Minoritas T (30% x Rp40,000) + (30% x
10% x 51,000)}
Di samping hak atas Laba Bersih T
sebesar 30% x Rp40,000, MINORITAS T juga punya hak atas Laba Bersih S secara
tidak langsung yaitu 30% x 10% x Rp51,000
g.
Modal
Saham – T Rp100,000
Saldo Laba – T, awal Rp80,000
Goodwill Rp10,000
Investasi diT-60% Rp133,000
MINORITAS T awal Rp57,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi
di T dengan ekuitas T dan untuk memunculkan goodwill)
h.
Beban
Minoritas S Rp7,900
Dividen Rp3,000
MINORITAS S akhir Rp4,900
[untuk mencatat Beban Minoritas S 10% x (Rp65,000 – 14,000) + 10% x 70% x
T40,000]
i.
Modal
Saham –S Rp200,000
Saldo Laba – S, awal Rp200,000
Goodwill Rp20,000
Investasi di S (80%) Rp336,000
Investasi di S (10%) Rp40,000
MINORITAS S awal Rp44,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal
Investasi di C dengan ekuitas C)
RANGKUMAN
1. Indirect holding adalah investasi yang
memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan
perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung, melainkan melalui
anak perusahaannya. Struktur indirect holding terdiri dari dua macam yaitu struktur
induk-anak-cucu (father-son-grandson) dan struktur afiliasi terkoneksi
(connecting affiliates).
2. Mutual holding adalah kepemilikan saham
oleh perusahaan yang berafiliasi. Struktur mutual holding ada dua bentuk yaitu saham induk dimiliki oleh anak perusahaan
dan saham anak dimiliki oleh anak
perusahaan yang lainnya.
3. Dari sudut pandang konsolidasi, saham induk yang dimiliki oleh anak perusahaan
tidak termasuk ke dalam saham yang beredar. Oleh karena itu di dalam laporan
keuangan konsolidasi, saham tersebut akan dilaporkan sebagai saham treasuri dan
akan dikurangkan dari stockholders’ equity konsolidasi pada nilai biayanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar