Jumat, 30 Mei 2014

Analisis Laporan Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja

Definisi Modal Kerja

Modal kerja didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Jhon Fred Weston dan Thomas E.Copeland (1996 : 327) menjelaskan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.

Menurut Munawir S (1995 : 114), ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan ), yaitu:

1.Konsep kuantitatif
Konsep ini Menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai para pemilik, hutang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar tidak apat mencerminkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang besar juga. Bahkan menurut konsep ini dengan adanya modal kerja yang besar tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

2.Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, pengertian modal kerja dalam konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar dan menunjukkan pula tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan lainnya. 3.Konsep Fungsional Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana yang dimiliki oleh perusahaan sepenuhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba, ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Misalnya bangunan, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya. 
Ada 2 konsep utama modal kerja menurut James C. Van Horn dan John M. Wachowicz, Jr. (1997 : 214) yaitu : 
1. Modal Kerja Bersih, yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini merupakan ukuran sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas. 

2. Modal Kerja Kotor, yaitu Investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas, sekuritas, piutang, dan persediaan).

Sebab Perubahan Modal Kerja :
1. Adanya kenaikan sector modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan maka modal kerja akan bertambah
2. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi,modal kerja kan bertambah
3. Ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek, atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar, maka modal kerja akan bertambah
4. Karena kerugian yang diderita oleh perusahaan, baik kerugian normal maupun kerugian exidentil.maka akan mengurangi modal kerja.
5. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.maka akan mengurangi modal kerja
6. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap maka akan mengurangi modal kerja
7. Pengambilan uang atau barang yang dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi.

Tujuan Dan Sumber Modal Kerja  

Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya. Dimana sumber- sumber modal kerja berasal:
1. Hasil operasi perusahaan.
2. Keuntungan dari pernjualan surat-surat berharga ( investasi jangka pendek )
3. Penjualan aktiva tidak lancar
4. Penjualan saham atau obligasi

Langkah - Langkah Dalam Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja

Sebelum mengemukakan langkah-langkah dalam menganalisis sumber dan penggunaan modal kerja, akan dikemukakan terlebih dahulu yang termasuk kedalam sumber modal kerja dan juga penggunaan modal kerja. Sumber Modal Kerja Pada dasarnya, sumber modal kerja terdiri dari dua pokok, yaitu: a.Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan, dan b.Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan diluar aktivitas yang biasa. 

Sumber-sumber modal kerja pada umumnya berasal dari:
 1. Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah pendapatan yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi.
 2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek), dalam menganalisis sumber modal kerja yang berasal dari keuntungan penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan. Dari hasil penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi kas. 
3. Penjualan aktiva tidak lancar, perubahan aktiva tidak lancar menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja. Apabila hasil dari penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar ini tidak digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan). 
4. Penjualan saham atau obligasi, Perusahaan dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) disamping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

Laporan Sumber - Sumber Dan Penggunaan Dana (Dalam Artian Kas) 

a. Langkah-langkah menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan dana :
1. Menyusun laporan perubahan neraca, yang menggambarkan      perubahan masing-masing elemen neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisa (bulanan atau tahunan)
2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dalam golongan perubahan yang memperbesar / memperkecil kas
3. Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi dan laba (laporan laba ditahan) ke dalam golongan yang memperbesar/ memperkecil kas
4. Mengadakan konsolidasi dari semua informasi ke dalam laporan sumber-sumber dan penggunaan dana
     
b. Perubahan elemen neraca antara dua saat efeknya memperbesar kas disebut sumber-sumber dana :

-Berkurangnya aktiva lancar selain kas
1. Berkurangnya barang (inventory) terjadi karena terjualnya barang tersebut dan hasil penjualan itu merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan. 
2. Berkurangnya piutang berarti piutang telah dibayar dan penerimaan piutang merupakan penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.
3. Berkurangnya surat-surat berharga (efek) berarti efek itu terjual dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan

-Berkurangnya aktiva tetap
1. Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti sebagian aktiva tetap harus dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana
2. Berkurangnya aktiva tetap neto  berarti adanya depresiasi dalam tahun yang bersangkutan

-Bertambahnya setiap jenis hutang
Bertambahnya hutang (hutang lancar, hutang jangka panjang) berarti terjadi penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan

-Bertambahnya modal
Bertambahnya modal disebabkan adanya emisi saham baru dan hasil penjualan saham baru tersebut merupakan sumber dana

-Adanya keuntungan dari operasi perusahaan
Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada tambahan dan bagi perusahaan yang bersangkutan. Mengenai perubahan-perubahan yang efeknya memperkecil dana/ kas, antara lain :
1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas
Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang dan pembelian barang membutuhkan dana. Dengan demikian, penambahan aktiva lancar merupakan penggunaan dana.
2. Bertambahnya aktiva tetap
Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana
3. Berkurangnya hutang
Berkurangnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur hutangnya. Pembayaran kembali hutang berarti penggunaan dana
4. Berkurangnya modal
Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan. Berkurangnya modal berarti berkurangnya dana. Ini berarti bahwa penggunaan modal itu merupakan penggunaan dana. Dalam P.I. pembelian kembali sahampun merupakan penggunaan dana 
5. Pembayaran cash deviden
Pembayaran cash deviden merupakan penggunaan dana. Cash deviden dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak

-Kerugian operasi perusahaan
Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan berkurangnya aktiva atau bertambahnya hutang. Sebenarnya bertambahnya hutang merupakan sumber dana tetapi dengan adanya kerugian. Dengan demikian, maka adanya kerugian merupakan penggunaan dana.

A. Pengertian Analisa Sumber -Sumbe Dan Penggunaan Dana (Analisa Sumber Dana)
Analisa sumber-sumber dan penggunaan dana (analisa aliran dana) adalah  alat analisa finansiil yang sangat penting bagi financial manager disamping alat-alat finasiil lainnya.

B.Tujuan Analisa Sumber - Sumber Dan Penggunaan Dana
Untuk mengetahui bagaiman dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai. Dengan kata lain, analisa aliran dana akan dapat diketahui dari mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan.

C. Pengertian Laporan Sumber - Sumber Dan Penggunaan Dana
Laporan sumber-sumber dan penggunaan dana adalah suatu laporan yang menggambarkan dari mana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan.

D. Manfaat Laporan Sumber - Sumber Dan Penggunaan Dana Bagi Bank
Laporan ini sangat penting bagi bank dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya. Dengan menganalisa laporan itu maka dapat diketahui bagaimana peruahaaan itu menggunakan dana yang dimilikinya.

E. Langkah - Langkah Dalam Menganalisa Sumber - Sumber Dan Penggunaan Dana
Penyusunan laporan perubahan neraca (statement of balance sheets changes)
Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen neraca antara kedua titik waktu itu dan setiap perubahan elemen tersebut mencerminkan adanya sumber atau penggunaan dana.

Laporan sumber-sumber dan penggunaan dana

Laporan ini berasal dari gabungan antara laporan perubahan neraca dan laporan laba ditahan. Pengertian dana yang digunakan dalam analisa sumber-sumber dan penggunaan dana disebut kas (arti sempit) atau modal kerja (arti luas). 

Laporan Sumber-Sumber Dan Penggunaan Dana (Dalam Artian Modal Kerja)

Dalam kenyataannya selain membuat  laporan sumber dan penggunaan dana atas dasar kas, perusahaan juga membuat laporan sumber dan penggunaan dana atas dasar modal kerja (statements of sources and uses of working capital).

Pengertian modal kerja
Modal kerja dapat diartikan beberapa Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.

Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak dicantumkan penggunaan dana yang berasal dari modal sendiri karena tidak akan mengakibatkan perubahan modal kerja (netto).

Sumber-sumber modal kerja, antara lain :
-Berkurangnya aktiva tetap:
1. Bertambahnya hutang jangka panjang
2. Bertambahnya modal
3. Keuntungan dan operasi perusahaan
4. Penggunaan modal kerja

-Pengunaan Modal Kerja : 
1. Bertambahnya aktiva tetap
2. Berkurangnya hutang jangka panjang
3. Berkurangnya modal
4. Pembayaran cash deviden
5. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan

Referensi : 
http://anisaulfasari.blogspot.com/2014/05/analisis-sumber-dan-penggunaan-modal.html

Review Jurnal Mengenai Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas

Laporan perubahan kas / cash flow statement / laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya.

Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukkan aliran atau gerakan kas, yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.

Tujuan Laporan Perubahan Kas :
1. Menunjukkan perubahan kas selama satu periode.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber Kas selama satu periode.
3. Mengidentifikasi penggunaan Kas selama satu periode.

Arti  Pentingnya analisa Sumber-sumber dan Penggunaan Kas 

Analisa sumber-sumber dan penggunaan kas atau sering juga disebut analisa aliran kas, merupakan alat analisa finansiil yang sangat penting bagi financial manager, disamping alat-alat finansiil lainnya. Suatu laporan yang menggambarkan dari mana datangnya dan untuk apa kas itu digunakan disebut Laporan sumber-sumber dan penggunaan kas.
Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut, modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi utang lancar. Dengan demikian, yang di laporkan adalah perubahan aktiva lancar dan utang lancar serta sebab-sebab perubahan tersebut atau sumber dan penggunaannya. Tekanan yang di berikan dalam laporan ini adalah perubahan modal kerja atau aktiva lancar dan utang lancar secara keseluruhan dan tidak akan menunjukan jumlah uang yang telah diterima atau dikeluarkan selamaperiodetersebut. Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

Sumber Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungannya yang di peroleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari  :
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan  dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
6. Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan. 

Sumber pengeluaran kas dalam perusahaan, dapat berasal dari:
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang
4. Pembelian barang dagang secara tunai
5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda dan lainnya.

Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Dapat dilakukan dengan cara meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas (dilakukan oleh internal analisis) dan menganalisa perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua periode (dilakukan oleh external analisis).

Transaksi yang tidak mempengaruhi kas:
1. Adanya pengakuan atau pembebasan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible assets dan wasting assets.
2. Pengakuan adanya kerugian piutang baik cadangan kerugian piutang maupun tidak dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat ditagih lagi.
3. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau tidak dapat dipakai lagi

4. Adanya pembayaran stock deviden (deviden dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revluasi)terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Tujuan penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas adalah :
1.  Untuk mengetahui sumber kas yang diperoleh selama satu periode dan untuk para kas yang diterima tersebut. Hal tersebut sangat penting bagi banker’s dan para kreditor jangka pendek, karena dengan menganalisa sumber dan penggunaan kas dapat diketahui kebijaksanaan manajement dalam mengelola sumber daya yang dana yang ada.
2.  Maka akan diketahui atau dapat diperkirakan sumber kas dimasa yang akan datang. Bila pada point satu dan point dua digabung maka kreditor dapat mengetahui jaminan serta kemampuan membayaryang dapat diberikan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.
2. Mendaftar pos-pos laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
3. Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom ”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penghasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
4. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
5. Membuat jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruh transaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
6. Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan (kecuali perubahan kas) Ke dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”.
7. Untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom.

Budget Kas (Anggaran Kas)
Budget kas dibedakan dalam dua bagian, yaitu :
1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai, piutang yang berkumpul, penerimaan bunga devident, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan-penerimaan lain.
2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk : pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh, pengeluaran untuk biaya penjualan, premi asuransi, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain.

Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perusahaan adalah untuk mengetahui :
1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan.
2. Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
3. Saat kapan kredit dibayar kembali.

Tahap penyusunan budget kas :
1. Penyususun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan (transaksinya adalah transaksi operasional).
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali (transaksinya adalah transaksi finansial).
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

Contoh Kasus :
Contoh Kasus : Anggaran Penjualan

Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri tas anak-anak, akan merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara kuartalan sebanyak 200.000 unit selama tahun 2006.

Berikut disajikan informasi berkenaan dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :
Rencana Penjualan selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :
Kwartal I         :  10.000 unit
Kwartal II       :  50.000 unit
Kwartal III     :  20.000 unit
Kwartal IV          :  8.000 unit
Harga jual/unit :  Rp. 500
Tagihan kas kwartal IV pada tahun sebelumnya (2005) adalah Rp. 3.100.000
Tagihan kas penjualan sebagai berikut : 70% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan sisanya 30% ditagih pada kwartal berikutnya.

Penjualan pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 5.400.000 yang tidak tertagih dan dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhir periode tahun 2006 

PT Singga Buana
Anggaran Penjualan
31 Desember 2006
Keterangan
Kwartal
I
II
III
IV
Tahun
Ekspetasi Penjualan
 Rp   10.000
 Rp      50.000
 Rp      20.000
 Rp         8.000
 Rp       88.000
Harga jual perunit
 Rp     1.500
 Rp       1.500
 Rp        1.500
 Rp          1.500
 Rp         1.500
Jumlah Penjualan
 Rp15.000.000
 Rp75.000.000
 Rp30.000.000
 Rp 12.000.000
 Rp132.000.000
Skedul Ekspestasi Penagihan Kas
Piutang Usaha
 Rp 3.100.000
 Rp 3.100.000
Penjualan Kuartal I (15jtx 70%,30%)
 Rp10.500.000
 Rp 4.500.000
 Rp 15.000.000
Kuartal II (75jtx 70%,30%)
 Rp56.250.000
 Rp22.500.000
 Rp 75.000.000
Kuartal III (30jtx 70%,30%)
 Rp21.000.000
 Rp  9.000.000
 Rp 30.000.000
Kuartal IV (12jtx 70%)
 Rp 8.400.000
 Rp 8.400.000
Jmlh Kas yg Di tagih
 Rp10.500.000
 Rp 60.750.000
 Rp 43.500.000
 Rp17.400.000
 Rp131.500.000

PT Singga Buana
Anggaran Produksi
31 Desember 2006
Keterangan
Kwartal
I
II
III
IV
Tahun
Ekspestasi Penjualan
 Rp 10.000
 Rp 50.000
 Rp 20.000
 Rp 8.000
 Rp88.000
Persediaan akhir yang dikehendaki
 Rp 12.000
 Rp   6.000
Rp   3.600
 Rp 4.000
 Rp  4.000
Jmlh kbthan prsd
 Rp 22.000
 Rp 56.000
 Rp 23.600
Rp12.000
 Rp92.000
Prsd. Awal
 Rp (3.000)
 Rp(12.000)
 Rp(6.000)
 Rp(3.600)
 Rp(3.000)
Jml  yg akn diprod
 Rp 19.000
 Rp 44.000
 Rp 17.600
 Rp 8.400
 Rp89.000
Siklus Kas
Aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan terjadi secara terus menerus dalam perusahaan atau akan berlangsung terus selama hidupnya perusahaan.



















Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagang maupun jasa bila di pertemukan dengan biaya operasi maka secara netto akan diperoleh sumber kas yang berasal dari operasi (laporan rugi-laba dasar tunai), tetapi pada umumnya perusahaan menyusun laporan rugi-laba dengan menggunakan dasar waktu, oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba harus di sesuaikan sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai (cash basis)

Referensi : 

Rabu, 14 Mei 2014

KONSOLIDASI – PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN SALING MEMILIKI SAHAM

      A. Pemilikan Tidak Langsung
Yang dimaksud dengan Pemilikan tidak langsung adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung, melainkan melalui anak perusahaannya. Struktur indirect holding terdiri dari dua macam yaitu struktur induk-anak-cucu (Induk-Anak-Cucu) dan struktur afiliasi terkoneksi (Afilitas Terikat).

1. Indirect holding berstruktur induk-anak-cucu.
    Contoh soal:
A membeli 80% saham B pada 1 Januari 2009 senilai 192,000. B membeli 70% saham C pada 1 Januari 2010 senilai Rp105,000. Tidak ada kelebihan harga atas nilai buku saham yang diperoleh.

Laporan keuangan, jurnal eliminasi, dan kertas kerja konsolidasi ketiga perusahaan tahun 2010 tampak sbb :
a.    Investasi di B                                             Rp8,000
Saldo Laba  A                                     Rp8,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas B)
Ekuitas B awal 2009  100/80 X 192,000 = 240,000
Ekuitas B awal 2010  200,000 + 50,000 = 250,000
Kenaikan                                                      10,000 x  80%  =  Rp8,000

b.    Pendapatan dividen                                              Rp38,000
Dividen                                                            Rp38,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan dividen 24,000 + 14,000)
a.    Beban Minoritas C                                                Rp12,000
Dividen                                                            Rp 6,000
MINORITAS C akhir                                      Rp 6,000
(untuk mencatat Beban Minoritas C  30% x Rp40,000)

b.    Modal Saham – C                                     Rp100,000
                Saldo Laba – C, awal                                Rp 50,000
             Investasi di C                                                  Rp105,000
             MINORITAS C awal                                       Rp 45,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi di C dengan ekuitas C)

c.    Beban Minoritas B                                                            Rp15,600
Dividen                                                                                 Rp 6,000
MINORITAS B akhir                                                            Rp 9,600
{untuk mencatat Beban Minoritas B  20% x (Rp64,000 -  Rp14,000) + (20% x 70% x Rp40,000)}

MINORITAS B berhak atas Laba Bersih B (20% x Rp50,000) tetapi tidak berhak atas Pendapatan dividennya yang diperoleh dari C, karena MINORITAS B akan mendapat income tidak langsung atas Laba Bersih C yaitu  20% x 70% x Rp40,000. Bila Pendapatan dividen dimasukkan, maka terjadi tumpang tindih perhitungan hak MINORITAS.

d.    Modal Saham –B                                                  Rp 200,000
           Saldo Laba ditahan – B, awal                               Rp 50,000
                  Investasi di B                                                               Rp 250,000
                  MINORITAS B awal                                                    Rp 50,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi di C dengan ekuitas C
Kertas kerja konsolidasi (dalam ribuan)






















2.  Indirect holding berstruktur Afiliasi Terikat
               Contoh soal :
P membeli 70% saham S pada 2 Januari 2009 senilai Rp175,000. Saat itu stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp200,000 dan Saldo Laba Rp40,000. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama. Selisih biaya dengan Nilai Wajar dialokasikan ke goodwill.
P membeli 60% saham T pada 2 Januari 2008 senilai Rp96,000. Saat itu stockholders’ equity T terdiri dari Modal Saham Rp100,000 dan Saldo Laba Rp50,000. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih T sama. Selisih biaya dengan Nilai Wajar dialokasikan ke goodwill.
S membeli 20% saham T pada  2 Januari 2005 Rp20,000. Saat itu stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp100,000 dan belum mempunyai Saldo Laba. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama.
Untuk tahun 2010, income tersendiri dan dividen masing-masing perusahaan adalah sbb: 



Di dalam income P termasuk unrealized gain Rp10,000 yang berasal dari penjualan tanah ke S pada tahun 2010. Di dalam income S termasuk unrealized gain Rp5,000 yang berasal dari penjualan inventory sebesar Rp15,000 ke P pada tahun 2010.
Penjelasan jurnal eliminasi, laporan keuangan, dan kertas kerja konsolidasi ketiga perusahaan tahun 2010 tampak sbb:
Penjelasan jurnal eliminasi:
a.    Investasi di T – 20%                                      Rp16,000
              Saldo Laba  S,awal                                         Rp16,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas T dari tanggal pembelian investasi  sampai    dengan awal 2010)
Ekuitas T awal 2005  100/20 X 20,000   = 100,000; Ekuitas T awal 2010 100,000 + 80,000 =   180,000; Kenaikan (180,000 – 100,000) x  20%  =  Rp16,000

b.    Investasi di T – 60%                                      Rp18,000
                Saldo Laba  P, awal                                        Rp18,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas T dari tanggal pembelian investasi  sampai dengan awal 2010)
Ekuitas T awal 2008  100,000 + 50,000  = 150,000
Ekuitas T awal 2010  100,000 + 80,000  = 180,000
Kenaikan                                                       30,000 x  60%  =  Rp18,000

c.    Saldo Laba  P, awal                          Rp4,200
               Investasi di S – 70%                           Rp4,200
(untuk mencatat penurunan ekuitas S dari tanggal pembelian investasi  sampai dengan awal 2010)
Ekuitas S awal 2009  200,000 +  40,000   = 240,000;
Ekuitas S awal 2010 200,000 + 34,000   =  234,000; 
Penurunan (240,000 – 234,000) x 70%  = Rp4,200              

d.    Penjualan                                                                              Rp15,000
Harga Pokok Penjualan                                                                      Rp15,000

(untuk mengeliminasi transaksi penjualan antar induk - anak)

       e. Harga Pokok Penjualan                                                           Rp5,000
Persediaan                                                                              Rp5,000
(untuk mengeliminasi keuntungan yang belum direalisasi di dalam persediaan akhir)
f. Sewa Tanah                                                     Rp10,000
Aktiva Tetap                                                    Rp10,000
(untuk mengeliminasi keuntungan yang belum direalisasi dari penjualan aktiva tetap antar perusahaan)
g. Pendapatan dividen                                                     Rp8,000
Dividen - T                                                      Rp8,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan dividen 6,000 + 2,000)
h. Beban Minoritas T                                                       Rp4,000
Dividen                                                                        Rp 2,000
MINORITAS T akhir                                                   Rp 2,000
(untuk mencatat Beban Minoritas C  20% x Rp20,000)
i. Modal Saham – T                                             Rp100,000
           Saldo Laba – T, awal                                      Rp 80,000
             Goodwill                                                          Rp 10,000                  
Investasi di T-60%                                                                  Rp114,000
Investasi di T-20%                                                                  Rp 36,000*
MINORITAS T awal                                                                 Rp 40,000**
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi di T dengan ekuitas T dan untuk memunculkan goodwill)
*Investasi di T yang 20% (S membeli 20% saham T) tidak ada goodwillnya sehingga hanya dihitung  20% x 180,000 = 36,000.
**MINORITAS T awal adalah (20% x 180,000) + alokasi goodwill 40% x Rp10,000 = Rp40,000.
j. Pendapatan dividen                                                      Rp14,000
Dividen - S                                                                              Rp14,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan dividen)
k. Beban Minoritas S                                                       Rp10,200
Dividen                                                                                    Rp6,000
MINORITAS S akhir                                                               Rp 4,200
[untuk mencatat Beban MinoritasS  {30% x (Rp35,000 – 5,000) + (30% x 20% x  Rp20,000)}]
Di samping hak atas Laba Bersih B sebesar 30% x (Rp35,000 - 5,000 keuntungan yang belum direalisasi inventory upstream Penjualan), MINORITAS S juga punya hak atas Laba Bersih T secara tidak langsung yaitu  30% x 20% x Rp20,000
l. Modal Saham – S                                             Rp 200,000
  Saldo Laba – S, awal                                       Rp 34,000
  Goodwill                                                             Rp 10,000                  
Investasi di S                                                               Rp 170,800
MINORITAS S awal                                                   Rp 73,200
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi di C dengan ekuitas C)


















B. Mutual holding
      Yang dimaksud dengan mutual holding adalah kepemilikan saham oleh perusahaan yang berafiliasi. Struktur mutual holding ada dua bentuk yaitu saham induk dimiliki oleh anak perusahaan dan saham anak dimiliki oleh anak perusahaan yang lainnya
1. Saham induk dimiliki oleh anak perusahaan
Dari sudut pandang konsolidasi, saham induk yang dimiliki oleh anak perusahaan tidak termasuk ke dalam saham yang beredar. Oleh karena itu di dalam laporan keuangan konsolidasi, saham tersebut akan dilaporkan sebagai saham treasuri dan akan dikurangkan dari stockholders’ equity konsolidasi pada nilai biayanya.
1) Konsolidasi tahun perolehan - tanpa pembagian dividen
Awal Januari 2009, P membeli 90% saham S senilai Rp270,000. Pada saat itu Modal Saham S Rp200,000 dan Saldo Laba Rp100,000. 5 Januari 2009, S membeli 10% saham P senilai Rp70,000. Pada saat itu Modal Saham P Rp500,000 dan Saldo Laba Rp200,000.
Laporan keuangan kedua perusahaan dan kertas kerja konsolidasi 2009 tampak sbb:














Penjelasan jurnal eliminasi:
a.    Beban Minoritas                                                    Rp3,000
MINORITAS, akhir                                                                 Rp3,000
(untuk mencatat Beban Minoritas 10% x 30,000)
b.    Modal Saham – S                                     Rp200,000
Saldo Laba – S                                         Rp100,000
Investasi di S                                                              Rp270,000
MINORITAS S, awal                                                  Rp30,000
            (untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi di S dengan ekuitas S)

c.    Treasury stock (Saham)                                     Rp70,000
Investasi di P                                                   Rp70,000
(untuk mengeliminasi akun Investasi di P dan memunculkan akun Treasury stock (Saham) untuk saham P yang dimiliki S)
2) Konsolidasi  setelah tahun perolehan - dengan pembagian dividen
Tahun 2010, kedua perusahaan melaporkan Laba Bersih sendiri dan dividen masing-masing sebagai berikut:




Laporan keuangan kedua perusahaan dan kertas kerja konsolidasi 2010 tampak sbb:
Penjelasan jurnal eliminasi:
a.    Investasi di S                                                         Rp27,000
Saldo Laba – P, awal                                      Rp27,000
 (untuk mencatat kenaikan ekuitas S)
Ekuitas S awal 2009  200,000 +  100,000 = 300,000
Ekuitas S awal 2010 S 200,000 + 130,000 = 330,000
Kenaikan                                                           30,000 x  90%  =  Rp27,000
b.     Pendapatan dividen                                                         Rp18,000
Dividen - S                                                                  Rp18,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan dividen P)
c.    Pendapatan dividen                                                          Rp3,000
Dividen - P                                                                  Rp3,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan dividen
a.    Modal Saham – S                                                 Rp200,000
Saldo Laba – S                                                     Rp130,000
Investasi di S                                                   Rp297,000
MINORITAS S, awal                                       Rp33,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi di S dengan ekuitas S)

b.    Beban Minoritas                                                    Rp3,000
MINORITAS, akhir                                                Rp3,000
(untuk mencatat Beban Minoritas 10% x 30,000)


c.    Treasury stock (Saham)                                       Rp70,000
Investasi di P                                                        Rp70,000
(untuk mengeliminasi akun Investasi di P dan memunculkan akun Treasury stock (Saham) untuk saham P yang dimiliki S)

















2.  Saham anak dimiliki oleh anak perusahaan yang lainnya
Untuk saham anak yang dimiliki oleh anak perusahaan yang lainnya, tidak akan diperlakukan sebagai Treasury stock (Saham). Investasi tersebut akan dieliminasi bersamaan dengan eliminasi ekuitas perusahaan yang sahamnya dimiliki
Contoh soal:
P memiliki 80% saham S; S memiliki 70% saham T;  T memiliki 10% saham S.
-          P membeli 80% saham S pada 2 Januari 2008 senilai Rp260,000. Saat itu stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp200,000 dan Saldo Laba Rp105,000. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama. Selisih biaya dengan Nilai Wajar dialokasikan ke goodwill.
-          S membeli 70% saham T pada 2 Januari 2009 senilai Rp105,000. Saat itu stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp100,000 dan Saldo Laba Rp40,000. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama. Selisih biaya dengan Nilai Wajar dialokasikan ke goodwill.
-           T membeli 10% saham S pada 31 Desember 2009 senilai Rp38,000. Saat itu stockholders’ equity S terdiri dari Modal Saham Rp200,000 dan Saldo Laba Rp180,000. Nilai Wajar dan Nilai Buku Aset Bersih S sama.
Untuk tahun 2010 ketiga perusahaan melaporkan laba masing-masing dan dividen sebagai berikut:




Jurnal eliminasi, laporan keuangan ketiga perusahaan dan kertas kerja konsolidasi tahun 2010 tampak sbb:
a.       Investasi di T                                                          Rp28,000
              Saldo Laba  S,awal                                                     Rp28,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas T dari tanggal pembelian investasi  sampai dengan awal 2010)
Ekuitas T awal 2009  100,000 + 40,000 = 140,000
Ekuitas T awal 2010  100,000 + 80,000 = 180,000
Kenaikan                                       40,000 x  70%  =  Rp28,000
b.    Investasi di S                                                 Rp76,000
             Saldo Laba  P, awal                                        Rp76,000
(untuk mencatat kenaikan ekuitas T dari tanggal pembelian investasi  sampai dengan awal 2010)
Ekuitas S awal 2008   200,000 + 105,000  = 305,000
Ekuitas S awal 2010   200,000 + 180,000  = 400,000
Kenaikan                                                          95,000 x  80%  =  Rp76,000
c.    Pendapatan dividen - T                                                         Rp3,000
Dividen - S                                                                              Rp3,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan dividen T dari S 10% x 30,000

d.    Pendapatan dividen - S                                                         Rp14,000
Dividen - T                                                                              Rp14,000
(untuk mengeliminasi Pendapatan dividen P dari S 80% x 30,000

e.    Pendapatan dividen - P                                                         Rp24,000
Dividen - S                                                                              Rp24,000
            (untuk mengeliminasi Pendapatan dividen P dari S 80% x 30,000
f.     Beban Minoritas T                                                     Rp13,530
Dividen                                                                        Rp 6,000
MINORITAS T akhir                                                   Rp7,530
{untuk mencatat Beban Minoritas T  (30% x Rp40,000) + (30% x 10% x 51,000)}
Di samping hak atas Laba Bersih T sebesar 30% x Rp40,000, MINORITAS T juga punya hak atas Laba Bersih S secara tidak langsung yaitu  30% x 10% x Rp51,000
g.    Modal Saham – T                                                      Rp100,000
           Saldo Laba – T, awal                                                  Rp80,000
            Goodwill                                                                      Rp10,000                   
Investasi diT-60%                                                                   Rp133,000
MINORITAS T awal                                                                Rp57,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi di T dengan ekuitas T dan untuk memunculkan goodwill)
h.    Beban Minoritas S                                                     Rp7,900
       Dividen                                                                                    Rp3,000
       MINORITAS S akhir                                                               Rp4,900
[untuk mencatat Beban Minoritas S  10% x (Rp65,000 – 14,000) + 10% x 70% x T40,000]

i.      Modal Saham –S                                                      Rp200,000
            Saldo Laba – S, awal                                                Rp200,000
            Goodwill                                                                      Rp20,000                   
                Investasi di S   (80%)                                                  Rp336,000
                Investasi di S   (10%)                                                  Rp40,000
                  MINORITAS S awal                                                   Rp44,000
            (untuk mengeliminasi akun resiprokal Investasi di C dengan ekuitas C)


















RANGKUMAN
1. Indirect holding adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung, melainkan melalui anak perusahaannya. Struktur indirect holding terdiri dari dua macam yaitu struktur induk-anak-cucu (father-son-grandson) dan struktur afiliasi terkoneksi (connecting affiliates).
2. Mutual holding adalah kepemilikan saham oleh perusahaan yang berafiliasi. Struktur mutual holding ada dua bentuk yaitu saham induk dimiliki oleh anak perusahaan dan saham anak dimiliki oleh anak perusahaan yang lainnya.
3. Dari sudut pandang konsolidasi, saham induk yang dimiliki oleh anak perusahaan tidak termasuk ke dalam saham yang beredar. Oleh karena itu di dalam laporan keuangan konsolidasi, saham tersebut akan dilaporkan sebagai saham treasuri dan akan dikurangkan dari stockholders’ equity konsolidasi pada nilai biayanya